SEJARAH HANBOK

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”,

Orang Korea sangat bangga terhadap hanbok sebagai identitas pakaian tradisional mereka. ada sedikit perbedaan penyebutan nama pakaian ini antara KOrea Selatan dengan KOrea Utara. Karakteristik yang menjadi keunggulan Hanbok adlaha potongan siluetnya yang simpel dan warna-warnanya yang cerah yang atraktif dan indah serta tidak memiliki saku . Jika Hanbok digunakan oleh orang-orang di Korea Selatan, Maka orang Korea Utara menyebut “Jeoseon ot” (저선 옷).

Ini tidak mengherankan, karena, pakaian tradisional Korea yang paling terkenal adalah pakaian yang berkembang di zaman dinasti Jeoseon, dinasti terakhir Korea. Sebelum masa dinasti Jeoseon, hanbok lebih rumit dan tidak praktis untuk dikenakan saat melakukan pekerjaan sehari hari.

Pemakaian Bahan dan warna hanbok di zaman dulu pun tidak sembarangan. Kaum Bangsawan (YAngban/양반) pada umumnya memakai hanbok berbahan dasar serat rami dan berwarna-warna yang indah. Sedangkan rakyat biasa hanya memakai bahan yang murah -karena tak mampu membeli yang berbahan mahal- dan warna yang digunakan adalah warna pa[s]tel, seperti puti[h], kuning pucat dan biasanya berwarna sama antara atasan dengan bawahan. Hingga saat ini, orang Korea masih sering memakai Hanbok di upacara-upacara atau hari hari peringatan seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek).

Sejarah Hanbok

Hanbok pada masa Tiga Kerajaan

Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Struktur tersebut sepertinya tidak banyak berubah sampai saat ini.

Pada akhir masa Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang.

Pada masa ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) diadopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Ada yang disebut Gwanbok, pakaian tradisional untuk pegawai kerajaan pada masa lalu.

Periode Goryeo Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lalu mengikuti gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, rok (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

null

pakaian raja dan ratu kerajaan Shilla

null

pakaian zaman kerajaan Goguryeo

Periode Joseon Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini.

Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.

Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.
Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.

Bagian bagian Hanbok Wanita ,,,

null

1. 저고리 (Jeogori) atau atasan.

null

Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Di Masa Jeoseon Akhir, bentuk jeogori hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun bagian depannya lebih panjang hingga menutupi area dada.

2. 치마 (chima) atau Rok.

null

CHima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju U-can See untuk mempermudah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita pemakainya. Hal ini sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang KOrea zman dulu. Namun, bentuknya yang longgar membuat pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk berhormat kepada orang.

3. Durumagi

null

Durumagi adalah pakaian luar yang berfungsi sebagai jubah penahan dingin. Ukurannya panjang sampai ke lutut dengan kerah dan bagian lengan yang lebar.

4. Deong Jeong
Dongjeong adalah garis kerah jeogori yang berbentuk V, biasanya model ini berwarna putih.

5. Otgoreum (Cloth Strings)
adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )

6. Pattern susunan gambar atau garis dan juga perpaduan warna.

7. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap membuat pemakainya tetap hangat. Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.

8. Baerae
Baerae adalah garis terbawah dari lengan jeogori. Dengan bentuk garis melingkar yang membentuk kurva.

Bagian bagian Hanbok pria ,,,,

null

1. JEogori dan baji.
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya sepanjang pinggang bahkan lebih panjang. NAmun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri. Sedangakan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai.

null

Baji atau celana, sebelum zaman Jeoseon,bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. BAji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.

2. Dop’O
dop’o adalah jenis hanbok yang biasa dipakai oleh para kalangan terpelajar atau ilmuwan selama masa jeseon pertengahan. sebenarnya, orang biasa bisa memakai pakaian jenis ini di upacara-upacara tertentu

3.hakjangui
ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa Jeoseon. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.

4. Shimui
hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di wajtu senggang atau pada saat beristirahat. Shim (심) berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian ilmuwan ini, dilihat dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif. Seperti melukis atau ilmu filsafat.

5.T’eol Magoja
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus KOrea di zaman JEoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria, dan kembali lagi ke KOrea dengan menggunakan pakaian jenis ini. Pakaian ini di dalamnya dilapisi bulu. JUga sebagai simbol kemewahan.

6. Jignyeongp’o
Pakaian yang lebih mirip tali jika dibentangkan ini, pertama kali digunakan pada masa Dinasti Goryo, sebagai pakaian pegawai rendahan di kalangan istana. Namun, selama masa JEoseon, pakaian jenis ini mulai digunakan juga oleh rakyat jelata.

Hanbok digunakan diklasifikasikan berdasarkan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk untuk hari ulang tahun pertama anak.

null

Hanbok modern
Hanbok modern untuk anak-anak terbagi atas 2 atau 3 bagian dan bisa dipakai dengan mudah. Hanbok anak-anak dipakai biasanya satu atau dua kali setahun dalam perayaan Chuseok atau tahun baru imlek (seollal). Pada ulangtahun pertamanya (doljanchi) anak-anak memakai hanbok pertama mereka

Source: echyprimadonna.blogspot.com; myro0m.wordpress.com; sungsooin.wordpress.com; asianebid.blogspot.com; akusukak-pop.blogspot.com; jakostyle.com

Posting by: Nokopyon

TAKE EOUT WITH FULL CREDITS ~^^~

APAKAH ‘SOONEUNG’ DAN SIAPA SAJA IDOLA YANG MENGAMBILNYA DI TAHUN 2013?

null

Jika kalian perhatikan selama seminggu terakhir , banyak para idola berharap yang terbaik untuk semua siswa di Korea, dalam menghadapi ‘Sooneung’

Mungkin beberapa dari kalian masih ada yang bertanya, ” Apakah sooneung itu? ” Dan ” Mengapa begitu banyak idola memberikan video dorongan ? “

‘Sooneung’ , atau ‘College Scholastics Ability Test ’ adalah tes terbesar bagi para siswa SMA yang akan menentukan universitas dan karir yang akan mereka miliki di masa depan .

Ini lebih mudah dibandingkan dengan SAT di Amerika Serikat , tapi sooneung , tidak seperti SAT , dan hanya bisa diambil sekali setahun, meningkatkan taruhannya sedikit lebih tinggi (Mungkin sama dengan SNMPTN di Indonesia).

Banyak para siswa yang akan mulai mempersiapkan sedini mungkin bahkan dari TK , karena ujian benar-benar akan membuat atau menghancurkan karier siswa

Ujian diambil begitu serius karena tim terdiri dari sekitar 700 orang yang terlibat dalam untuk membuat soal, biasanya anggota dari Institut Kurikulum dan Evaluasi, dosen, guru SMA , dan bahkan staf medis akan turut berpartisipasi dalam membuat soal , dan harus menandatangani kontrak kerahasiaan .

null

Sementara mereka membuat pertanyaan dan memecahkan jawaban , mereka harus hidup selama sekitar 32 hari di daerah terpencil dengan semua kontak dengan dunia luar terputus . Bahkan sampah yang dikumpulkan selama ini tidak akan dilempar keluar sampai masa ujian selesai karena takut soal ujian bocor ke publik .

Pada hari ujian , yang selalu jatuh pada hari Kamis pertama bulan November , para pegawai kantoran atau pebisnis biasanya masuk kantor lebih lama untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas bagi para siswa untuk menuju ke lokasi ujian mereka. Beberapa siswa terlambat bahkan dikawal oleh polisi .

null

Pasar saham juga mulai dibuka setelahnya, dan perusahaan penerbangan akan menjadwal ulang penerbangan untuk memastikan tidak ada pesawat di udara selama bagian ‘listening’.

Ujian dimulai pukul 08:40 dan berakhir pada pukul 17:00 .

Untuk 2013 , Sooneung akan berlangsung pada 7 November , termasuk member grup idola , juga siap untuk mengambil ujian .

Meskipun jadwal sibuk dan berjam-jam latihan, ada member grup idola yang masih bertekad untuk fokus pada menyelesaikan pendidikan mereka dan akan mengambil ujian .

null

Antara lain After School Ka Eun , A Pink Kim Nam Joo , BtoB Yuk Sung Jae , C – Clown T.K , MYNAME Chae Jin , GLAM Miso , SPEED Sung Min , 5 – Doll Hye Won , HelloVenus Yoo Young , dan banyak lagi.

Rainbow Seung Ah , A Pink Son Na Eun , B1A4 Sandeul , dan lain-lain telah diterima di perguruan tinggi dalam jalur ‘rolling admission’.

Teen Top Ricky dan Changjo , VIXX Hyuk , NU’EST Baekho , Minhyuk , JR , dan Ren , A – JAX Seung Yeop dan Seung Jin , dan B1A4 Baro sedang menunggu untuk hasil ’rolling admission’.

Semoga beruntung untuk semua siswa yang mengambil ujian hari ini !

source: enewsworld
indotrans: kidihae@koreanindo.net

Repost by: Nokopyon

TAKE OUT WITH FULL CREDITS ~^^~

SEJARAH SINGKAT DI BALIK THE PRINCESS’ MAN

null

The Great King Sejong

The Princess’ Man adalah drama dengan latar belakang Dinasti Yi-Joseon. Ada tiga Raja yang ditampilkan dalam drama 24 episode ini. Semuanya adalah keturunan dari Raja Besar Sejong (Anak dan Cucunya).

Raja Besar Sejong (kisahnya ada di Deep Rooted Tree dan banyak drama lain) memiliki banyak Pangeran. Dari Ratu Soheun saja dia dianugerahi 8 Pangeran. Tapi ini bisa jadi bencana besar kalau menyangkut perebutan kekuasaan.

Tiga Pangeran tertua Raja Sejong,
1. Yi Hyang (Kelak Raja Munjong- Raja ke-5 Joseon)
2. Yi Yoo (Pangeran Agung Suyang, kelak Raja Sejo – Raja ke-7 Joseon)
3. Yi Yong (Pangeran Agung An Pyeong)
adalah yang diangkat ceritanya dalam The Princess’Man. Jadi, ini kisah perebutan takhta tiga saudara kandung dari satu Ayah dan satu Ibu. Tragis.

null

Ini adalah Raja Munjong. Anak tertua Raja Besar Sejong. Raja Munjong naik takhta th 1450 dan hanya memerintah selama 2 th. Ia meninggal th 1452 karena sakit.

Raja Munjong sebenarnya sudah melaksanakan tugas2 pemerintahan sejak masih menjadi Putra Mahkota. Terutama di tahun-tahun terakhir ayahnya. Raja Munjong tidak banyak memiliki anak. Putra Mahkota Yi Hong-wi diangkat menggantikan Raja Munjong, saat masih berusia 12 th.

null

Pangeran Agung Suyang, dia adalah putra ke-2 Raja Besar Sejong. Hebat dalam memanah, berkuda, dan bela diri. Pintar dalam strategi militer dan juga ambisius. P. Suyang memang sangat berbakat. Ia ingin sekali naik takhta menggantikan kakaknya.

Oktober 1453, Pangeran Suyang melakukan kudeta. Dia membunuh Perdana Menteri Kim Jong Seo. Membuang Pangeran Anpyeong (adiknya sendiri) dan kemudian mengeksekusinya.

Th 1455, dia memaksa keponakan-nya, Raja Danjong (Raja ke-6 Joseon) untuk turun takhta.
Mengangkat dirinya sendiri sebagai Raja ke-7 Joseon. Ia membuat Raja Danjong menjadi Pangeran biasa.
Ia juga memerintah Pangeran Yi Hong wi untuk minum racun. Raja Sejo juga meracuni adik ke-5 nya, Pangeran Agung Geumsung.

Mengangkat P. Yi Hwang (Anak lelakinya yang lemah dan sakit-sakitan, kelak Raja Yejong) menjadi Putra Mahkota. Selain itu, P. Suyang juga memiliki beberapa putri, salah satunya adalah Lady Se Ryung. Banyak pembunuhan yang dilakukan Raja Sejo. Tapi sejarah Korea membuktikan kalau Raja Sejo adalah salah satu Raja yang hebat. Penguasa besar yang pintar mengatur negara.

null

Putra Mahkota Yi Hong Wi, diangkat menggantikan ayahnya Raja Munjong saat dia masih sangat muda.
Raja Danjong hanya memerintah selama 3 th, th 1452- 1455. Karena dia masih sangat muda, maka pemerintahan terpaksa dikendalikan oleh Perdana Menteri Hwang Bo In dan Wakil Perdana Menteri, Jenderal Kim Jong Seo.

Saat paman ke-2nya melakukan kudeta, maka dua anak buah Raja yang setia itu juga ikut dibantai di depan jembatan Gyeongbokgung.

Kasihan sekali Raja muda ini, setelah dipaksa turun takhta, ia dibuang oleh pamannya.
Lalu, th 1457, ia dibakar hidup-hidup dalam pondok pembuangan oleh orang suruhan Raja Sejo.

Saat pemerintahan Raja Sukjong, gelar Raja Danjong dikembalikan.

null

Wakil Perdana Menteri, Jenderal Kim Jong Seo. Penasehat Raja Munjong dan juga orang yang dipercayainya. Kim Jong Seo tidak bersedia bekerja sama dengan P. Suyang.
Akibatnya, Kim Jong Seo dan anak tertuanya dibantai.

Dalam drama, ia memiliki dua orang putra. Anak pertama, Kim Seung Kyu menikah dengan Lady Ryu. Mereka punya satu anak perempuan, Kim Ah Gong.
Putra kedua, Kim Seung Yoo.

null

And these guys……

Yah, mereka terperangkap diantara belantara politik dan perebutan kekuasaan yang mengerikan itu.

null

Kim Seung Yoo, menjadi pelarian dan ingin membalas dendam kematian Ayah dan kakak lelakinya dengan membunuh Se Ryung dan P. Suyang. Tapi tetap tidak sanggup, justru nanti Putri Se Ryung yang menerima anak panah demi menyelamatkan Kim Seung Yoo.

Source : Wikipedia.
via kadorama-recaps.blogspot.com

Repost by: Nokopyon

TKE OUT WITH FULL CREDITS ~^^~

ANGKA DALAM HANGUL

Angka Hangul Romanisasi
1 일 (하나) il (hana)
2 이 (둘) ee (tul)
3 삼 (셋) sam (set)
4 사 (넷) sa (net)
5 오 (다섯) oh (tasot)
6 육 (여섯) yuk (yosot)
7 칠 (일곱) ch’il (ilgop)
8 팔 (여덟) p’al (yodolp)
9 구 (아홉) gu (ahop)
10 십 (열) ship (yol)
11 십일 (열하나) ship-il (yol-hana)
12 십이 (열둘) ship-ee (yol-tul)
13 십삼 (열셋) ship-sam (yol-set)
14 십사 (열넷) ship-sa (yol-net)
15 십오 (열다섯) ship-oh (yol-tasot)
16 십육 (열여섯) shim-yuk (yol-yosot)
17 십칠 (열일곱) ship-ch’il (yol-ilgop)
18 십팔 (열여덟) shi-p’al (yol-yodolp)
19 십구 (열아홉) ship-gu (yol-ahop)
20 이십 (스물) ee-ship (sumul)
30 삼십 (서른) sam-ship (sorun)
40 사십 (마흔) sa-ship (mahun)
50 오십 (쉰) oh-ship (shween)
60 육십 (예순) Yuk-ship (yesun)
70 칠십 (이른) ch’il-ship (irun)
80 팔십 (여든) p’al-ship (yodun)
90 구십 (아흔) gu-ship (ahun)
100 Baek
200 이백 ee-baek
1,000 ch’eon
10,000 Man
100,000 십만 ship-man
1,000,000 백만 baek-man

bisa dilihat dari tabel diatas ada 2 cara mengucapkan angka, bisa dengan cara korea atau cina. cara korea yaitu dengan 하나, 둘, dst. sedangkan cara cina dengan 일, 이, dst. kedua nya juga digunakan pada kesempatan yang berbeda.

cara korea digunakan untuk menghitung umur dan jumlah suatu benda. sedangkan cara cina digunakan untuk menyatakan jam berapa, tanggal, uang, nomor telepon, dsb.

contoh: cara korea. umur 22–> 20 + 2 = 스물 두, dimana 2 dalam cara korea adalah 둘, tp bagian belakang selalu dihilangkan. jumlah suatu benda spt: 1 mangkok ramen= 라면 (한) 그릇

contoh: cara cina: 100 ribu won. perhitungan mereka berbeda dengan negara lain, ketika menggunakan satuan ribu, mereka menggunakan satuan 10 ribu. jadi 100 ribu harus di pecah menjadi 10(10 ribu) sehingga 100 ribu dibaca (십) 만.
250.500 won, bagaimana membaca dalam korea. pecahlah menjadi 25(10500). 25 = 이십오(만(오백(500))) = 이십오만오백 (원)won.

Source: koreanindo.net

Posting by: Nokopyon

TAKE OUT WITH FULL CREDITS ~^^~

AKSARA HANGUL

null

cr: josefwigren.com

null

cr: images6.fanpop.com

Berikut ini saya mau membagikan cara praktis mempelajari tulisan Korea (aksara Hangul). Sebuah karakter Hangul disusun dari 2 atau lebih unit. Unit tersebut terdiri dari beberapa konsonan dan vokal, yaitu:

14 konsonan dasar + 5 konsonan ganda

g n d r m b s j ch k t p h
                           
                 
kk   tt     pp ss   jj        

6 vokal dasar + 15 turunannya (+i, +y, +w)

 
a eo o u eu i   ae e oe wi ui
           
ya yeo yo yu       yae ye      
               
wa wo           wae we    

Cara penyusunan unit-unit tersebut umumnya atas→bawah, atau atas→kanan→bawah. Supaya lebih jelas, silakan lihat gambar di bawah ini:

Penempatan unit tulisan Hangul – © Wikimedia

Dari gambar di atas, perhatikan juga bahwa ada beberapa konsonan yang akan berubah bunyinya jika ditaruh di bawah (final), antara lain:
• ㄹ : dari ‘r’ jadi ‘l’
• ㅇ : dari tanpa suara jadi ‘ng’
• ㅅ : dari ‘s’ jadi ‘t’

Pengucapan konsonan pada Hangul mirip dengan konsonan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk vokalnya, perhatikan contoh penulisan bahasa Indonesia menggunakan tulisan Hangul di bawah ini:

eo gosong 거성
o otomatis 오토마티스
eu emas 으마스
ae estetika 애스테티카
e emansipasi 에만시파시

Sebagai latihan, silakan baca beberapa kalimat dasar berikut ini:

안녕하세요
= hai!

당신은 아름답습니다
= kamu cantik

저는 [____] 입니다
= nama saya [____]

감사합니다
= terima kasih

Kesimpulannya, untuk menguasai Hangul, sebenarnya kita cuma perlu menghafal 20 bentuk unit saja, 14 konsonan dasar + 6 vokal dasar. Selebihnya, kita cukup memahami pola improvisasi pada tiap unit tersebut, apakah didobel, +i, +w atau +y. Hal ini lah yang membuat tulisan Korea (Hangul) sangat jauh lebih mudah dipelajari daripada tulisan Cina atau Hanja. Semoga tulisan singkat ini bisa membantu Anda mempelajari tulisan Korea, khususnya bagi Anda yang berkesempatan jalan-jalan di Korea 🙂

Repost by: Nokopyon

Source: anggriawan.web.id

TAKE OUT WITH FULL CREDITS ~^^~

HISTORY of HANGUL

credit picture: id.wikipedia.org

KING SEJONG: RAJA KOREA PENCIPTA HURUF HANGUL

“If the people prosper, how can the king not prosper with them?
And if the people do not prosper, how may the king prosper without them?”

King Sejong, 4th Ruler of Choson Korea

atau dalam terjemahan bebas ke Bahasa Indonesia:

“Jika rakyat sejahtera, bagaimana raja tidak sejahtera pula? Dan apabila rakyat tidak sejahtera, bagaimana mungkin raja sejahtera tanpa mereka?”

Dari kutipan Raja Sejong tersebut dapat terlihat betapa cintanya raja tersebut terhadap rakyatnya, dan postingan kali ini akan membahas mengenai beliau

credit picture: wikipedia.org

Raja Sejong atau Sejong Yang Agung (Sejong Dae Wang) -7 Mei 1397 – 18 Mei 1450- adalah raja ke-4 pada Dinasti Choson. Beliau dilahirkan di distrik Chunsu tepatnya di ibukota negara yaitu Hanyang (sekarang Seoul).
Ayahnya adalah Raja Taejong dan ibunya adalah Ratu Wonkyong. Saat masih menjadi pangeran gelarnya adalah pangeran Chungnyeong.

Sejak kecil, Raja Sejong suka sekali membaca. Jika ia telah membaca buku, maka buku itu akan terus dibacanya berulang-ulang kali. Dan beberapa buku, seperti Chwajon (sebuah buku biografi yang ditulis oleh Tso Chu-Ming) dan Chosa (Puisi tentang ratapan/Ode of Lamentationyang ditulis oleh Kulwon) telah dibacanya sampai lebih dari dua ratus kali sampai dia memahaminya dengan hati (baca: luar kepala). Saking gemarnya membaca, Raja Taejong sang ayah mulai cemas atas kesehatan Sejong dan melarangnya membaca saat malam. Namun larangan ini dilanggar oleh Sejong kecil sehingga raja mengutus pelayan istana untuk mengambil semua buku-bukunya dan menyembunyikannya. Sejong kecil pun mencari-cari bacaan dan menemukan Kuso Sugan (Ou Su’s Letter) terselip dibelakang kasa. Dan dia pun membaca surat itu berkali-kali

Setelah menjadi raja, nafsu belajarnya semakin menjadi-jadi. Beliau menghadiri Kyong-yon dan berdiskusi tentang ajaran Kong Hu Cu (Konfusius) Klasik dan tulisan-tulisan sejarah. Bahkan sebulan setelah Raja Sejong masuk Kyong-Yon, beliau mengutarakan keinginannya mempelajari Chachi Tonggam (Sejarah Kronologis Cina 403 SM-959M yang terdiri dari 249 volume). Namun sebelum mempelajari Chachi Tonggam tersebut, Raja Sejong meminta Kunsarok (Sebuah literatur tentang filosofi Konfusius yang terdiri dari 4 volume) karena Chachi Tonggam terlalu “berat” untuk saat itu.

Namun, ketika Raja Sejong mulai mempelajari Chachi Tonggam di tahun berikutnya, ketidaksiapan dari tenaga pengajar semakin terasa. Raja Sejong pun merasa perlu ada orang-orang yang menaruh perhatian sepenuhnya terhadap Kyong-yon (dimana saat itu tenaga-tenaga pengajar di Kyong-yon itu ibaratnya part-time gitulah) dan menjadi cikal bakal berdirinya Chiphyonjon atau ‘Jade Hall of Scholars’ atau Balai Kemanfaatan.

Berdirinya Balai Kemanfaatan

Atas permintaan Raja Sejong, Chiphyonjon atau Balai Kemanfaatan dibangun di dalam kawasan istana pada Maret 1420 sebagai pusat riset kerajaan. Balai Kemanfaatan ini dibangun pada tahun kedua Raja Sejong memerintah.

Pada awal terbentuknya, Balai Kemanfaatan dihuni oleh sepulu orang cendikiwan dan jumlahnya terus bertambah sampai 20 orang. Raja Sejong terus mendukung cendikiawan-cendikiawan penghuni Balai Kemanfaatan dan yakin bahwa mereka akan berperan penting bagi kemakmuran rakyat. Dan penghuni Balai ini pun mendapat hak-hak istimewa dari kerajaan. Mereka mendapat makanan dan minuman terbaik dari kerajaan, bebas wajib militer, dan diberi izin untuk keluar pada waktu-waktu tertentu untuk belajar di rumah atau di kuil-kuil Buddha di pegunungan.

Raja Sejong rajin mengunjungi Balai Kemanfaatan. Pada suatu hari ketika Raja sedang berjalan-jalan santai di malam hari, beliau melihat lampu (atau semacam lampion gitu lah) menyala dari Balai Kemanfaatan. Raja Sejong kemudian masuk dan melihat seorang pelajar bernama Sin Suk-Ju terus belajar, Raja Sejong kemudian kembali ke kamarnya dan memerintahkan pelayannya untuk memperhatikan gerak-gerik Sin Suk-Ju. Ternyata lampu di Balai Kemanfaatan tidak juga mati sampai tiba fajar sekalipun, akhirnya Raja Sejong masuk kembali ke Balai Kemanfaatan dan menyelimuti Sun Sik-Ju dengan kongryongpo (jubah kaisar yang terbuat dari sutra). Dan ketika bangun, Sun Sik-Ju langsung berlutut dan berlinang air mata melihat kebaikan Raja Sejong.

Raja Sejong selama pemerintahannya terjun dalam berbagai proyek dimana proyek-proyek tersebut diharapkan bermanfaat bagi masyarakatnya. Misalnya sistem perpajakan, Konsolidasi kode-kode legislatif (?) dan lain sebagainya. Terdapat sekitar 80 buku, ratusan pamflet dan laporan yang berhasil dikeluarkan Balai Kemanfaatan dalam masa Raja Sejong antara lain Nongsa Chiksol (A Plain Guide to Farming, 1429), Taejong Sillok (The Annals of King Taejong, 1431), Paldo Chiriji (The Geographical Descriptions of the Eight Provinces, 1432),Samgang Haengsildo (Illustrated Guide to Conduct and the Three Bonds, 1432),Hyangyak Chipsongbang (Great Collection of Native Korean Prescriptions, 1433),Chachi Tonggam Hunie (Notes on the History of China, 1436), Hunmin Chongum(The Proper Sounds to Instruct the People, 1446), Tongguk Chongum (Dictionary of Proper Korean Pronunciations, 1447) and Koryosa (The History of Koryo, 1450).

Hunmin Chongum: Kemunculan Hangul

“The spoken language of our country is different from that of China
and does not suit the Chinese characters. Therefore amongst
uneducated people there have been many who, having something that
they wish to put into words, have been unable to express their feelings
in writing. I am greatly distressed because of this, and so I have made
twenty eight new letters. Let everyone practice them at their ease, and
adapt them to their daily use.”

–King Sejong’s Preface to Hunmin Chongum

credit picture: unesco.org

Jadi, sebelum munculnya aksara Hangul, masyarakat Korea menggunakan aksara Cina yang mereka sebut Hanja. Hanja ini (sebagaimana yang kita ketahui huruf Cina atau kanji adalah huruf simbolis) hanya digunakan oleh orang-orang elit. Dalam Hanja/Kanji satu karakter mewakili satu makna, berbeda karakter berbeda pula maknanya. Bayangkan orang awam yang kurang pendidikan harus menghafal sebegitu banyak huruf kanji tersebut untuk bisa membaca ataupun menulis.

Dari kutipan Raja Sejong di atas, jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya kira-kira begini: “Cara berbicara dan berbahasa kita berbeda dengan Cina dan itu tidak sesuai dengan karakter-karakter huruf Cina. Bagaimanapun juga, masyarakat yang kurang pendidikannya akan sulit mengekspresikan perasaan mereka melalui tulisan. Saya cukup pusing karena ini, dan kini saya telah membuat 28 huruf. Mari kita semua menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari”

Hunmin Chongum dibuat pada tahun 1443, 25 tahun setelah Raja Sejong naik tahta. Tiga tahun kemudian (1446) Hunmin Chongum dipublikasikan lengkap dengan manual atau penjelasannya. Kini Alfabet Korea dalam Hunmin Chongum terkenal dengan nama Hangul yang berarti ‘The Script of Han (Korea)’ atau ‘Great Script’. Dan kemudian setiap tanggal 9 Oktober, Korea merayakan Hari Hangul Nasional.

Ya, Raja Sejong dan beberapa orang dari Balai Kemanfaatan mencoba merumuskan huruf berdasarkan pendekatan fonologi (cara pengucapan). Hal ini akan mereduksi keharusan masyarakat untuk menghafal sekian ribu kanji alih-alih cukup menghafal 28 huruf dengan penulisan yang sederhana. Menurut Raja Sejong, apabila masyarakat telah bisa membaca suatu tulisan, akan lebih mudah baginya untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting melalui tulisan (seperti pamflet gitu kayaknya) untuk dibaca dan dipahami oleh masyarakatnya. Begitupun bagi masyarakat, mereka lebih dapat mengekspresikan perasaannya melalui tulisan tanpa harus terbebani simbol-simbol hanja yang banyak dan rumit. Mereka dapat membagi informasi tulisan dan dimaknai sama dengan yang membaca. Konon katanya yang penting dalam berbahasa adalah adanya kesepakatan makna antar para pemakainya.

Pada awal kemunculannya, huruf hangul ini mendapat banyak pertentangan dari kaum cendikiawan yang terbiasa menggunakan aksara Cina, namun Raja Sejong tetap pada pendiriannya, “Kalau bukan saya, siapa yang akan peduli dengan kemampuan bahasa dan tulis-baca masyarakat kecil?” begitulah kira-kira ujarnya. Sebegitu sayangnya raja Sejong kepada rakyatnya sehingga dia terus berupaya untuk memberikan yang terbaik, dan menyamankan mereka. Karena beliau percaya bahwa rakyatnya adalah utusan Dewa yang harus dia layani sepenuh hati.

Semoga oh semoga, Indonesia juga punya pemimpin-pemimpin rakyat yang memang peduli pada rakyat. Amiin.

Repost by: Nokopyon

Source: ‘King Sejong The Great: The Everlasting Light of Korea’
via petitevirus.wordpress.com dengan sedikit perubahan

TAKE OUT WITH FULL CREDITS ~^^~